Kamis, November 26, 2015

Memaknai level (cinta) ma'rifat dalam kentut

Source pic : google.com
Mencermati proses terjadinya per-kentut pada pasangan muda mudi semakin meyakinkan saya bahwa kentut bisa mencerminkan tingkatan cinta seseorang. Didalam islam dikenal tangga level : syariat - tarekat - hakekat dan ma'rifat. Dimana makrifat merupakan level tertinggi kecintaan seorang salik ( pengikut sufi) terhadap penciptanya. Mengesampingkan cinta utama kita kepada Allah dan rasul, dalam hal ini wujud kecintaan antara laki dan perempuan mencapai titik tertinggi. Dalam beberapa literatur ya mirip mirip seperti "Manunggaling Kawul Gusti" -nya syeikh Siti jenar, atau Maulana Rumi dengan Dervice Dance-nya. Hehehehe

Suatu hubungan bisa dikatakan "manunggaling", melebur, menyatu bila sudah berhasil mengeluarkan perkentutan antar pasangannya. Apalagi ketika akan terjadi proses perkentutan itu diawali dengan ritual khusus, saling tatap, mendengar, berbicaradari hati kehati, untuk kemudian Brooooottt..... brooottt.... menembus awan itu rasa dan aroma kentut.

Pada level cinta alay, makna kentut itu masih dipahami sebagai bentuk cinta level pelaku syariat. Pelaku level syariat ini masih berkutat ditekhnis kentut. Metoda kentut yang baik, bacaan doa kentut. Kentut itu tidak boleh kedengeran, tidak boleh berbau, atau tidak boleh dikeluarkan sehingga perut pun mulas. Boro boro naik level ke makrifat, doa bangun tidur aja masih planga plongo.
Pelaku cinta kuliahan hingga orang kantoran lebih sama aja. Meski tampak lebih "mature", tak beda jauh dengan alay. Masih berkutat di level tarekat. Bila kentut keluar, maka pasangan ini akan saling menyalahkan dan menuding. Mending yang dituding pasangannya, bisa bisa tukang nasi goreng keliling menjadi sasaran amuk pasangan ini atau salah satunya.

Begitulah dunia perkentut-an. Lain halnya bila pasangan yang sudah mengarungi bahtera hidup dan sudah sangat menyatu. Tidak perlu lama usia "kesatuan mereka". Level kentut melambangkan cinta makrifat ditandai dengan pernikahan antara keduanya. Ketika kentut itu ber brooot....brooot, tidak akan ada yang disalahkan. Sisi romantisme akan semakin dalam. Kentut itu akan menimbulkan aksi aksi yang romantis. Oh sayang.... kamu kentut ya.... sambil mencubit sang pasangan. Dan sang pasangan ,sambil mencium kening bilang "iya sayang, aku kentut". Luar biasa.
Sensani pergerakan bokong dalam meletupkan kentut itu menjadi dinamis, tidak menggebu gebu, tidak grusa grusu. Halus, meski aroma khas cinta menyebar ke seantero jagat raya. Tidak harus lari kebelakang atau kabur ke rumah tetangga untuk mengeluarkan kentut itu.
Sebagai pasangan level makrifat dalam kentut, sangat menikmati hubungannya. Tidak ada yang sesuatu hal yang ditutupi. Semuanya hanya untuk kebahagian pasangannya, bahkan kelalaian pasangannya aka selalu dimaknai untuk perbaikan. Meskipun hal itu berupa sehembusan kentut.
Jadi, kapan terakhir kentutmu menjadi senyumku.... ?

Terinspirasi dari sesuatu

0 comments: